Pria yang satu ini terlihat biasa-biasa saja. Namun, saat didekati dan disentuh kulit tubuhnya, akan aneh karena terasa padat layaknya benda keras. Entah penyakit apa yang diderita Tohari ini, sampai makan, minum, tidur pun susah?
"Nggak tahu mas, kenapa badan saya kaku, keras semua. Buat makan, minum juga susah nggak seperti orang biasa," kata Tohari, warga Ngadiboyo, Rejoso Kabupaten Nganjuk saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com di rumah bapak angkatnya di Jalan Nginden III, Surabaya, Selasa (28/6/2011).
Bapak satu anak kelahiran 23 Maret 1976 lalu ini mengaku penyakit yang dideritanya aneh. Seluruh badannya terasa keras, tebal. Kulitnya juga terasa susah dicubit, padahal jika orang yang normal, kulit bisa dicubit dan ada gerutan-gerutannya.
Bahkan, saat detiksurabaya disuruh mencoba memukul tubuhnya atau memegangnya, juga ada keanehan. "Nggak apa-apa mas, silahkan sampeyan (anda) pukul, sampeyan cubit," katanya.
Saat detiksurabaya.com memukul di bagian punggung maupun lengan terasa tebal dan kaku. Saat kulit tangannya dicubit juga susah. Mulai kulit wajah, tengkuk leher, leher, pundak, punggung, dada, perut dan hampir semua badannya terasa kaku.
"Maaf mas, saya bicara tidak bisa jelas, karena lidah saya terasa kaku dan tidak bisa melet (menjulurkan lidah). Mulut saya tidak bisa terbuka lebar ya cuma begini," kata Tohir yang kos di kawasan Brebek.
Pria yang bekerja sebagai pengemudi antar jemput itu juga susah menoleh. Jika dipanggil seseorang dari arah belakang, Tohir seperti robot, pandangannya tetap ke depan dan memutarkan tubuhnya.
"Buat menelan makanan susah. Kalau makan nasi pasti harus ada kuahnya, kalau tidak didorong dengan air minum. Kalau tidak seperti itu bisa tersedak dan pelan-pelan. Setiap makan tidak bisa satu sendok, cuma sedikit-sedikit di bagian ujung sendoknya saja," tuturnya.
"Kalau minum juga tidak bisa langsung banyak, harus sedikit-sedikit. Kalau minum seperti orang biasa bisa tersedak," terangnya.
Tak hanya itu, Tohari juga merasa tersiksa ketika mengenakan pakaian jenis kaos. Ia harus bersusah payah mengenakan kaos, karena kedua tangannya tidak bisa diangkat melebihi kepalanya.
"Kalau baju bisa mas dan celana bisa mas, tapi kalau memakai kaos itu sakitnya minta ampun dan susah dan pelan-pelan, ya memakainya seperti ini, kalau lebih dari atas kepala nggak bisa," jelas Tohir sambil memeragakan di depan detiksurabaya.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar