Hobi menyantap makanan asin? Hati-hati. Ada risiko kesehatan yang mengintai: kanker lambung. Dr Zubairi Djoerban, ahli penyakit dalam dan Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, mewanti-wanti agar mewaspadai bahaya konsumsi garam yang berlebihan.
Dalam satu konsultasi, Zubairi mengungkapkan sejumlah faktor yang dapat memicu kehadiran penyakit mengerikan seperti kanker lambung ini. Dia merinci, ada sejumlah pemicu kanker lambung antara lain infeksi bakteri Helicobacter pylori, usia lanjut, laki-laki lebih banyak, merokok, serta minum alkohol. Selain itu, ada pula faktor jarang makan buah dan sayuran, sering mengonsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan. Beberapa penyakit lambung juga merupakan faktor risiko, misalnya gastritis atrofik (lambung mengecil), metaplasia usus (perubahan sel usus), polip lambung, dan gastritis hipertofik tipe tertentu (lambung membesar sekali).
Sebagian dari faktor-faktor tersebut, kata Zubairi, memang tidak bisa dicegah, tidak bisa diintervensi, misalnya usia lanjut dan jenis kelamin laki-laki. Beberapa kelainan lambung yang sudah ada sebelumnya juga tentu tidak bisa dihilangkan. Namun, gaya hidup dan diet tentu bisa diperbaiki.
Nah, kalau untuk urusan garam, kita bisa belajar dari Jepang. Rupanya, orang Jepang dengan kebiasaan makannya yang khas, membuat mereka mengonsumsi garam dalam jumlah yang lumayan tinggi yakni 13,5 gram (lebih dari satu sendok makan) setiap hari. Bandingkan dengan penduduk Amerika yang rata-rata hanya mengonsumsi 8,6 gram setiap hari. Nah, beberapa tahun terakhir ini, konsumsi garam rata-rata penduduk Jepang menurun sampai menjadi 11,4 gram setiap hari. Hasil upaya menurunkan konsumsi garam ini dianggap sebagai keberhasilan paling penting di Jepang.
Belajar dari Jepang, ada baiknya mulai dari sekarang kita kurangi juga konsumsi makanan yang mengandung garam. Teri asin dan ikan yang diawetkan dengan diasinkan memang enak di lidah, tetapi makanan ini racun untuk lambung dan dapat mengakibatkan kanker lambung.
Upaya yang kedua adalah mengurangi kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok rakyat Jepang termasuk salah satu yang paling tinggi di dunia. Selama dua dasawarsa terakhir, jumlah perokok turun 25 persen. Upaya ketiga adalah meningkatkan kebiasaan makan sayur dan buah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar