DEDIJEGALE – Aksesori yang unik pasti selalu digemari kaum perempuan. Tak terkecuali wire jewelry, atau perhiasan yang terbuat dari kawat. Meski bahan bakunya "cuma" kawat, namun jenis perhiasan ini memiliki harga yang beragam, tergantung dari jenis kawat, teknik pengerjaan, hingga lamanya waktu pengerjaan.
“Bahan bakunya adalah kawat tembaga dengan merek artistic wire dari Amerika. Sampai saat ini memang belum diproduksi di Indonesia, sehingga masih diimpor. Dulu saya masih impor langsung melalui belanja online di Amazon, tapi sekarang sudah dibantu oleh Almas Enterprises sebagai distributor bahan baku untuk komunitas Indonesia Wire Jewelry Community,” ujar Lucita Rembeth, salah seorang desainer aksesori kawat yang juga anggota IWJC ini pada Kompas Female.
Meskipun bahan utama kawat masih impor, namun Lucita mengaku batu-batuan yang digunakan untuk perhiasan semuanya berasal dari Indonesia. “Batu-batuan Indonesia sangat kaya dan bentuknya sangat unik. Jadi setiap perhiasan dibuat eksklusif, tidak ada duplikasinya, karena mencari batu yang sama persis itu sangat sulit. Berbeda dengan Swarovsky dari luar negeri yang bisa dipesan ukurannya,” jelas Lucita.
Ia dan teman-teman desainer lainnya yang tergabung dalam IWJC sama-sama mengombinasikan dua komponen tersebut, yaitu kawat artistik (artistic wire) dengan batu-batuan Indonesia. “Kadang kami menggunakan Swarovsky, tapi desain dan bentuk jadinya tidak akan seunik ketika menggunakan batu-batuan alam Indonesia,” ungkap Lucita.
Menurutnya, harga wire jewelry bisa murah dan mahal bergantung kepada banyak faktor. “Jenis kawat itu bermacam-macam. Harga kawatnya saja sudah berbeda. Lalu batu-batuan, antara Swarovsky dengan batu alam harganya berbeda. Kemudian dari segi desain dan kerumitan
mengerjakannya. Semua perpaduan itu membuat harga perhiasan beragam, ada yang murah banget, ada yang mahal banget,” jelasnya.
Selain menjual hasil desainnya sendiri, Lucita mengaku juga memberi kesempatan bagi pelanggan untuk melakukan desain khas sesuai keinginan pelanggan. Misalnya saja, ada yang memesan satu paket untuk pernikahan dari ujung kepala sampai ujung kaki didesain secara khusus. Hal ini membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama. Untuk itu Lucita biasanya memberi tenggat waktu pengerjaan sesuai kemampuannya.
Lamanya waktu bisa disebabkan oleh lamanya teknik wire working, seperti merajut (crocheting), menganyam, memilin, dan melilit (coiling). Teknik merajut sama halnya seperti merajut benang dengan bantuan hakken namun bahan benang digantikan oleh kawat yang tipis.
Menganyam digunakan untuk menyatukan dua utas kawat atau lebih yang jaraknya tidak terlalu rapat dengan cara melilitkan kawat yang lebih kecil secara bersilangan (zig zag).
Sedangkan memilin adalah teknik menggunakan bantuan alat berupa tang khusus untuk menjalin dua utas kawat saling bersilangan satu sama lain. Sementara, teknik melilit adalah melilitkan kawat berukuran besar atau tebal dengan kawat yang lebih kecil atau tipis.
Jenis kawat yang biasanya digunakan untuk perhiasan adalah: craft wire (kawat kerajinan tangan), copper wire (kawat tembaga), brass wire (kawat kuningan), silver/gold/platted wire (kawat tembaga lapis emas atau perak), gold filled wire (kawat tembaga lapis emas), sterling silver wire (kawat perak 925), beadingwire (bahan nilon yang kuat dan tahan lama), dan memory wire (kawat berbentuk spiral).
Pemilihan jenis kawat dan teknik pengolahan kawat menentukan lamanya waktu pengerjaan sebuah perhiasan. “Kalau bahannya lentur dengan teknik yang tidak rumit, saya biasanya bisa membuat satu perhiasan dalam dua jam saja. Tapi kalau sudah rumit dengan bahan yang keras, biasanya minimal bisa saya selesaikan 15 jam. Hal inilah yang mempengaruhi harga jual,” tutup Lucita.
“Bahan bakunya adalah kawat tembaga dengan merek artistic wire dari Amerika. Sampai saat ini memang belum diproduksi di Indonesia, sehingga masih diimpor. Dulu saya masih impor langsung melalui belanja online di Amazon, tapi sekarang sudah dibantu oleh Almas Enterprises sebagai distributor bahan baku untuk komunitas Indonesia Wire Jewelry Community,” ujar Lucita Rembeth, salah seorang desainer aksesori kawat yang juga anggota IWJC ini pada Kompas Female.
Meskipun bahan utama kawat masih impor, namun Lucita mengaku batu-batuan yang digunakan untuk perhiasan semuanya berasal dari Indonesia. “Batu-batuan Indonesia sangat kaya dan bentuknya sangat unik. Jadi setiap perhiasan dibuat eksklusif, tidak ada duplikasinya, karena mencari batu yang sama persis itu sangat sulit. Berbeda dengan Swarovsky dari luar negeri yang bisa dipesan ukurannya,” jelas Lucita.
Ia dan teman-teman desainer lainnya yang tergabung dalam IWJC sama-sama mengombinasikan dua komponen tersebut, yaitu kawat artistik (artistic wire) dengan batu-batuan Indonesia. “Kadang kami menggunakan Swarovsky, tapi desain dan bentuk jadinya tidak akan seunik ketika menggunakan batu-batuan alam Indonesia,” ungkap Lucita.
Menurutnya, harga wire jewelry bisa murah dan mahal bergantung kepada banyak faktor. “Jenis kawat itu bermacam-macam. Harga kawatnya saja sudah berbeda. Lalu batu-batuan, antara Swarovsky dengan batu alam harganya berbeda. Kemudian dari segi desain dan kerumitan
mengerjakannya. Semua perpaduan itu membuat harga perhiasan beragam, ada yang murah banget, ada yang mahal banget,” jelasnya.
Selain menjual hasil desainnya sendiri, Lucita mengaku juga memberi kesempatan bagi pelanggan untuk melakukan desain khas sesuai keinginan pelanggan. Misalnya saja, ada yang memesan satu paket untuk pernikahan dari ujung kepala sampai ujung kaki didesain secara khusus. Hal ini membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama. Untuk itu Lucita biasanya memberi tenggat waktu pengerjaan sesuai kemampuannya.
Lamanya waktu bisa disebabkan oleh lamanya teknik wire working, seperti merajut (crocheting), menganyam, memilin, dan melilit (coiling). Teknik merajut sama halnya seperti merajut benang dengan bantuan hakken namun bahan benang digantikan oleh kawat yang tipis.
Menganyam digunakan untuk menyatukan dua utas kawat atau lebih yang jaraknya tidak terlalu rapat dengan cara melilitkan kawat yang lebih kecil secara bersilangan (zig zag).
Sedangkan memilin adalah teknik menggunakan bantuan alat berupa tang khusus untuk menjalin dua utas kawat saling bersilangan satu sama lain. Sementara, teknik melilit adalah melilitkan kawat berukuran besar atau tebal dengan kawat yang lebih kecil atau tipis.
Jenis kawat yang biasanya digunakan untuk perhiasan adalah: craft wire (kawat kerajinan tangan), copper wire (kawat tembaga), brass wire (kawat kuningan), silver/gold/platted wire (kawat tembaga lapis emas atau perak), gold filled wire (kawat tembaga lapis emas), sterling silver wire (kawat perak 925), beadingwire (bahan nilon yang kuat dan tahan lama), dan memory wire (kawat berbentuk spiral).
Pemilihan jenis kawat dan teknik pengolahan kawat menentukan lamanya waktu pengerjaan sebuah perhiasan. “Kalau bahannya lentur dengan teknik yang tidak rumit, saya biasanya bisa membuat satu perhiasan dalam dua jam saja. Tapi kalau sudah rumit dengan bahan yang keras, biasanya minimal bisa saya selesaikan 15 jam. Hal inilah yang mempengaruhi harga jual,” tutup Lucita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar